Minggu, 09 Maret 2014

Perjalanan Cinta Agril Part IV

Tiada satu pun yang tahu bagaimana hidup ini kedepannya, tidak aku, tidak juga kau. Kita tidak akan tahu kapan, hidup ini akan berakhir. Tidak ada yang tahu jodoh kita siapa. Sering bermain-main dengan cinta, bergelut dengan cinta yang bahagia hingga menyakitkan telah aku jalani dengan sendiri. Aku tidak tahu kenapa kisah cinta ku dengan mu sangat sulit untuk di akhiri. Padahal kisah itu telah berakhir. Aku telah mencoba memutusakan komunikasi. Mundur dan menghilang. Nyatanya kamu kembali dan aku pun luluh. Cinta kita begitu rumit untuk diceritakan pada mereka yang tidak pernah mengerti bagaimana mencintai. Ada yang cinta tak harus memiliki. Itu hanya sebuah penguat hati bagi mereka yang sangat terluka. Dan aku begitu, telah mencoba menghilang dari hidup mu, aku telah bilang bukankah cinta tidak harus saling memiliki? Namun nyatanya aku masih saja berharap kau ada disini dengan ku. Dan setiap langkah yang ku lalui itu selalu ada bayanganmu. Bagaimana tidak di bumi tempat aku berpijak ini semuanya telah aku tempuh berdua denganmu. Dari gunung kegunung, laut ke laut, semuanya telah kita lalui berdua. Mana mungkin aku bisa menghilangkan semua itu dari benakku. Selagi aku masih di bumi ini. Semuanya akan mengingatkan aku padamu. Pada tanah meninggalakan jejak yang pernah kita pijaki bersama. Mana mungkin aku bisa mengihilang begitu saja. aku telah menghabiskan 6.3072.000 menit aku habiskan untuk menunggumu. Lalu kini aku harus akhiri, menunggumu begitu saja. itu tidak mungkin, meski mulut ku berkata untuk mundur namun hati masih harus bertahan. Hati ku ingin tahu bagaimana ending dari cinta ku untukmu. dan tidak ada satupun yang bisa melarang ku untuk tetap menunggumu.